Analisis
Video Kebiasaan “ngelem” Anak Jalanan
Dari beberapa
sumber yang saya baca kebiasaan “ngelem” yang banyak dilakukan oleh anak-anak
jalanan pada awal tahun 1990-an. Ada yang menyatakan bahwa “ngelem” berawal
dari anak-anak jalanan Bandung yang kemudian menyebar ke berbagai kota seperti
Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Medan. Kemudian menyebar pula ke kota
Semarang pada awal tahun 2000-an. Dan sekarang kebiasaan ngelem pun mulai ditiru
oleh kalangan pelajar.
Banyak anak
jalanan yang mengatakan bahwa ngelem bisa membuat kita menjadi tahan lapar.
Sungguh miris memang, kerasnya dunia jalanan mampu merubah prilaku anak-anak
kepada prilaku yang negatif. Bahkan mereka tidak mengetahui dampak buruk dari
hoby yang mereka lakukan. Senyawa toluen yang terkandung dalam lem dapat
merusak saluran pernapasan, menyebabkan kanker dan juga merusak susunan saraf
pusat. Bahkan dapat menyebabkan kematian.
Permasalahan
seperti ini harus cepat ditangani oleh pemerintah. Pemerintah berkewajiban
untuk memberikan perlindungan terhadap anak-anak, dari penyalahgunaan narkotika
dan obat-obatan terlarang. Seharusnya pemerintah juga menyalurkan anak-anak
jalanan kepada lembaga yang mampu mendidik dan mengarahkan mereka, seperti
menyalurkan mereka ke sekolah atau sangar. Dan disinilah peran sekolah
sangatlah dibutuhkan untuk para anak jalanan. Sekolah yang mempunyai tujuan
pendidikan merubah prilaku anak yang kurang baik ke arah yang lebih baik. Karena
Sekolah tidak hanya memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahunan, tetapi
sekolah juga menamkan sikap, serta nilai-nilai yang baik kepada siswa. Dan
sekolah pun mempunyai tujuan mengembangkan keterampilan (skill) motorik yang
dimiliki siswa.
Peran
keluarga pun sangat berpengaruh dalam menghentikan kebiasaan “ngelem” yang dilakukan
oleh anak jalanan atau para pelajar, hendaknya orantua selalu mengawasi,
memberikan perhatian dan mengarahkan anak-anaknya kepada hal-hal yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar